Hidup. Jika kita
berbicara tentang kehidupan. Akan banyak sekali cerita dan lika-liku nya. Lantas,
apa yang dapat kita lakukan? Ini adalah pertanyaan besar yang harus dijawab
oleh masing-masing dari kita. Kita punya cara sendiri dalam menghadapinya,
begitu pun aku. Bagiku, hidup itu tentang hubungan kita terhadap banyak hal.
Seperti ke keluarga, teman, tetangga dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu,
kita sebagai individu memiliki banyak peran dalam berbagai situasi. Peran-peran
tersebut dapat kita jalani bersamaan. Bersamaan yang beriringan namun terkadang
saling tumpang tindih dan membuat kita burn
out.
Burn out
adalah keadaan stress secara psikologis yang sangat ekstrem sehingga individu
mengalami kelelahan emosional dan motivasi rendah untuk bekerja. Burn out dapat merupakan akibat dari
stress kerja yang kronis (King, 2010 dalam Purnamawat, 2015). Jika dikaitkan
dengan banyak nya peran yang tumpang tindih, burn out dapat dikatakan sebagai reaksi dari banyaknya peran,
harapan yang diinginkan orang lain untuk kita lakukan dan hal yang benar kita
lakukan dengan berbagai emosi dalam diri.
Kemungkinan untuk burn out itu pasti ada untuk semua orang
yang menjalankan banyak peran dalam kehidupannya. Misalnya seperti saya yang
berperan sebagai anak, adik, teman, pengajar bimbel, pemula dalam berbisnis,
mahasiswa, kepala divisi di organisasi A, kepala divisi di komunitas B dan wakil
kepala divisi di organisasi C. Tetapi saya yakin bahwa setiap manusia mampu
mengemban semua kewajiban yang telah ditaruh di pundaknya semaksimal mungkin.
Orang bilang, kegagalan itu ada di depan mata, apalagi jika kita membagi atensi
atau perhatian kita ke banyak hal. Tetapi yang saya yakini adalah kegagalan
adalah takdir yang harus dijalani dari yang Maha Kuasa dan suatu pembelajaran
terbaik yang dapat kita ambil sehingga tidak perlu berputus asa dan harus tetap
berusaha.
Kembali berbicara
mengenai peran yang banyak saya hadapi saat ini, saya melakukannya dengan semaksimal
mungkin tanpa putus asa dan tanpa membatasi diri saya dalam berkarya. Ketika dalam
lingkup keluarga, saya berperan sebagai satu-satunya anak perempuan dan
satu-satunya anak yang masih tinggal bersama orang tua saya. Peran saya di sini
adalah membantu kedua orang tua saya dan nenek saya dalam berbagai hal. Seperti
membuat sarapan jika ibu saya tidak sempat memasak sebelum kerja, mencuci baju
hingga menyapu dan mengepel atau sekedar memijat ibu saya. Saya berpegang teguh
pada prinsip bahwa apa pun kewajiban saya di luar, saya sangat menyayangi ibu
saya dan tidak ingin ketinggalan momen untuk membahagiakannya. Berat namun akan
terus saya lakukan. Saya akan terus mengesampingkan ego saya dalam mengurusi masalah
pribadi dan memprioritaskan keluarga dalam segala hal.
Selain peran dalam
keluarga, saya banyak mengemban peran di organisasi kampus mau pun luar kampus.
Bagi saya, tempat yang paling subur untuk terus berkembang adalah
organisasi. Apa pun tugasnya, dalam sebuah organisasi kita pasti mendapatkan
suatu hal. Baik mengasah soft skill tertentu saja mau pun menambah pengetahuan
yang saat itu mau pun nanti akan sangat berguna untuk kehidupan kita. Jadi, saya
sangat menikmati suka duka dalam banyak organisasi. Jika ditanya hal apa yang
telah saya berikan kepada Indonesia jujur saya merasa kecil. Namun, pertanyaan
tersebut membangkitkan semangat saya untuk terus mencari, dari sisi apa saya
dapat berkontribusi untuk kemajuan bangsa.
Namun ternyta kalau ditelaah lebih
lanjut, dapat dikatakan secara tidak langsung saya sudah mengambil bagian dalam
berkontribusi untuk kemajuan Indonesia. Contohnya dalam hal mengajar, di setiap
pertemuan dimana saya menjadi pengajar, saya membiasakan diri untuk membangun
api semangat mereka untuk lebih memahami diri nya sendiri sehingga memahami apa
yang harus dia lakukan untuk masa depannya. Tidak hanya soal cerdas materi, tetapi
saya juga berusaha agar adik-adik dapat lebih percaya diri di kelas dan
mengapresiasi setiap kemajuannya.
Dengan begitu, sejalan
dengan kontribusi yang saya akan berikan juga kepada Indonesia di tahun yang
akan mendatang, saya ingin membuat sebuah sistem pendidikan yang tidak rumit,
sistematis, santai tapi produktif, efektif dan efisien. Suatu hari nanti saya
akan membuat sebuah sekolah yang memahami betul tahap perkembangan anak muridnya,
memahami keinginan dan kesejahteraan untuk gurunya hingga kolaborasi antara
mereka dapat membentuk bangsa Indonesia menjadi negara maju. Karena jiwa muda
yang terdidik akan menjadi tiang bagi bangsa yang besar.
Kata kunci : Beasiswa Bazma Pertamina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar