Sabtu, 26 Oktober 2013

Akibat kalah cerpen


Hy…. Gue disini, yapyap disitu, di depan mata lo, oke maaf gue menghilang udah agak lama. Lo tau lah, anak sekolahan, sibuk belajar sama bantu emak.
Curhat sedikit, baru aja gue kalah lomba akar smada, fine oke, walaupun menyakitkan, tapi gue terima, gue harus nyoba lagi bro!
Tapi gue manusia biasa, perlu meluapkan sesuatu, dan, ya, gue luapin disini, ini dia cerpen yang gue bikin khusus, spesial buat lomba itu. Plis kasih komentarnya yaa.. biar bisa jadi yang lebih baik lagi, amin…
Kalau ada lomba-lomba cerpen atau novel sekalipun, hubungin gue plis! Gue mau nemuin dimana dan kapan GOAL gue untuk pertama kalinya menang lomba nulis. Ya Allah… semoga secepatnya, AMIN….



‘’satu titik.’’ 




Di bawah sendu sinar matahari yang tertutup awan. Ketiga gadis itu terus berbincang-bincang dan membicarakan topik yang sangat mengasyikkan bagi kaum gadis. Membuat seorang remaja laki-laki yang belum menyelesaikan tugas dari guru bimbingan belajar mereka, merasa terganggu karena cekikikan ketiga cewek itu.
‘’Berisik banget sih!’’ protes Deniz.
‘’Yeu… protes aja…!’’ celetuk Ara tanpa menatap mata Deniz.
‘’Tau! apaan sih Deniz, ngerjain aja gih sana, gitu aja lama banget…’’ tanggap Zee.
Hanya satu gadis lagi yang tidak membalas dengan jawaban yang tidak enak. Hanya menunduk dan memainkan kukunya. Mengangkat wajah untuk sejenak menatap remaja laki-laki yang sedang adu mulut dengan kedua sahabatnya. Mengangkat salah satu ujung bibir lalu memalingkan wajahnya ke arah lain.
Gadis itu. Maria.
---
Zee duduk di tepi ranjang menghadap meja riasnya. Tidak seperti gadis lainnya yang memenuhi meja rias dengan berbagai perlengkapan rias. Gadis itu membiarkan meja riasnya dipenuhi perahu kertas dari origami berwarna-warni. Perahu kertas yang ia ambil secara diam-diam setelah Deniz membuatnya.
Zee tersenyum mengingat kejadian sepuluh tahun yang lalu. Ketika usianya baru menginjak empat tahun. Sejak kejadian ia melihat Deniz yang memainkan perahu kertasnya di atas hamparan pasir pantai, bukan di lautnya. Sejak itu pula mereka sering bermain hingga ibu mereka memasuki mereka ke satu sekolah yang sama.
Deniz yang tidak pernah berhenti mengajak Zee bermain bersama. Deniz yang selalu menanggapi kalimat demi kalimat dari Zee sekalipun tidak penting.
Biarpun Zee merasa bahagia dengan itu semua. Zee sadar, ia telah menjatuhkan perasaannya ke dalam perahu kertas. Mengapung-apung tanpa tujuan dan tidak pernah menapaki langsung permukaan laut yang tidak lain adalah hati Deniz.
Sudah terlalu lama baginya menyimpan perasaan ini. Menduga-duga apakah perasaan itu terbalaskan. Dugaan yang tidak pernah tahu faktanya.
Gadis itu kini menjatuhkan diri ke dalam pelukan ranjang yang langsung menangkapnya ketika jatuh. Mengenyahkan fikiran tentang bayang-bayang seorang remaja laki-laki yang membiarkan perahu kertasnya berlayar terlalu jauh hingga tersangkut di satu dermaga. Dermaga sang gadis.
---
Hari minggu datang. Matahari tidak malu-malu untuk memamerkan sinarnya yang terang benderang. Flu yang menyerang tidak membuat Deniz patah semangat. Ia tetap datang ke salah satu sisi hamparan pasir pantai tempat biasanya ia bermain bola dengan teman-temannya.
Ia telah sampai. Sebelumnya ia telah melihat lawan yang akan bertanding dengannya. Terlalu kecil untuk seukuran dirinya, angkuh Deniz. Deniz bersiap-siap memasuki arena dengan segerombolan teman-temannya. Lawan datang dari sudut yang berbeda.
‘’Deniz semangaaattttt….” Teriak Zee membawa kertas karton berwarna pink yang tertulis kalimat yang baru saja ia ucapkan. Disampingnya Ara berdiri memberikan senyum termanisnya. Deniz tersenyum lebar dan mengacungkan kedua ibu jari tangannya.
Maria berdiri di kubu yang berbeda. Ia kini mendukung adiknya yang menjadi lawan Deniz. Maria berdiri di antara segerombolan pendukung tim adiknya. Ia memegang sebotol air minum kemasan plastik. Berjaga sewaktu-waktu adiknya membutuhkan minum.
Baru seperempat pertandingan. Deniz mulai kelelahan. Walaupun lawannya kecil tetapi terlalu gesit sehingga membuatnya kewalahan dan tenggorokkannya kering. Deniz mendekati Maria karena saat itu posisi mereka memang berdekatan.
‘’Mar, minta minum dong’’
‘’Kenapa gak ambil sendiri punya tim lo?’’
‘’Kejauhan, minta dikit doang’’ Deniz merebut botol minum itu. Membuka penutupnya lalu menenggaknya hingga habis. Temannya yang kewalahan telah memanggil namanya, refleks ia berbalik lalu membuang botol minum itu sembarang.
Gadis itu hanya mampu menatapnya sebal.
---
Hari yang tidak cerah membuat hati yang telah dipenuhi gelora semangat harus padam terkena air hujan yang terus turun tanpa henti dan jeda. Dengan terpaksa, remaja laki-laki itu hanya terkurung di dalam rumah. Menyaksikan butiran air yang jatuh mengenai muka jendela. Pecah menjadi titik-titik air yang lebih kecil lalu menghasilkan garis panjang seperti tangisan mata.
Janji untuk bermain bola dengan teman-temannya kini harus dibatalkan. Membuat Deniz kini hanya terdampar di atas tempat tidur tanpa ada aktifitas selain bernapas. Setengah jam ia mampu menyulap matanya menjadi tertutup dan membuat nyawanya melayang-layang di alam mimpi.
Handphonenya berdering keras. Mengganggu tidur nyenyaknya. Ia berusaha menggapai-gapai hingga menemukan handphonenya yang terus mengeluarkan suara yang sangat berisik. Ia mengerang lalu menekan tombol hijau, mengangkat telepon.
Deniz mendapati hanya suara serak yang dapat keluar dari tenggorokkannya. Ia berdeham. “Iya halo?’’
‘’Deniz, gak main bola?’’ Tanya seorang gadis di seberang. Deniz telah mengenal suara itu tanpa harus mengecek siapa nama orang yang meneleponnya.
‘’Engga nih, hujan deras” jawabnya dengan menaruh handphone tepat di atas telinga sementara ia menutup mata dan memiringkan tubuhnya.
‘’Mm… ga ada acara?’’ Tanya gadis itu berusaha menggali sekaligus memberi sebuah rambu-rambu.
‘’Ga ada’’ jawabnya singkat lalu hening.
‘’Oh…’’ gadis itu tampak kecewa dengan jawaban singkat itu. ‘’…mm… yaudah smsan ya?’’ gadis itu masih berusaha.
‘’Mm…?’’ Deniz berusaha memfokuskan apa yang baru saja ia dengar, karena angin terus berusaha menidurkannya ‘’Oh iya, sms aja’’
‘’Okey, bye…’’
Tanpa disadari Deniz, perahu kertasnya kini telah terdampar ke satu dermaga lagi dan Deniz belum berusaha untuk menemukan perahu kertasnya.
Gadis itu senang bukan main mendengar suara remaja laki-laki yang ia sukai tepat di telinganya. Walaupun tidak secara langsung tetapi itu mampu menciptakan gejolak tak beratur.
---
Di bawah sengatan matahari. Rumah melindungi kedua gadis sebaya dari sengatan panas. Mereka duduk di atas ranjang yang diselimuti seprai berwarna merah jambu.
‘’Aku sudah terlalu lama suka sama Deniz, dia tidak pernah sedikitpun membuat aku kesal ataupun marah. Tapi justru sikap dia yang seperti ini, bahkan membuat aku sangat marah tetapi tidak tahu mau menuju kemana marah aku itu” ucap Zee panjang mengakhiri untaian kalimat menyakitkan. Bahagia, tetapi hanya kebahagian semu yang melahirkan rasa perih.
“Ya sudah mau diapakan lagi, perasaan terus menjadi sebuah perasaan, dianya juga tidak pernah memberi penjelasan tentang perasaanya, semuanya berjalan sendiri-sendiri” Ratu Segara yang biasa dipanggil Ara memberi sebuah tanggapan yang tidak mengandung unsur support untuk sahabatnya.
Zee mengerutkan keningnya. Heran, namun memang benar apa yang baru saja dikatakan sahabatnya itu.
‘’Menurutmu apa yang harus aku lakukan?’’
‘’…move on’’ jawab Ara tanpa menatap mata Zee. Memandang ke arah lain, satu pusat perhatian yang tidak terfokuskan.
Zee menundukkan kepala. Mungkin ini memang saatnya. Tidak tahu apa saja penghambat yang akan datang nanti ketika hatinya berusaha menghapus perasaan yang telah terpendam terlalu lama ini.
---
Mar, kemarin makasih ya minumnya. Dan maaf adik lo gue kalahin :D
Itu pesan yang Deniz kirim untuk Maria. Berawal dari pesan singkat itu mereka menjadi lebih dekat dan saling kenal. Maria, gadis yang tidak pernah mengirim pesan singkat lebih dulu sebelum Deniz mengirim pesan kepadanya membuat Deniz ingin terus membuka topik percakapan dengan gadis itu.
Lagi, perahu kertas Deniz tertiup angin dan mulai meninggalkan kembali dermaga yang belum lama dikunjungi. Berlayar mengarungi gelombang laut yang tenang. Dan mulai mendarat di dermaga yang berbeda ketika gadis itu mulai merasakan jatuh, berharap, dan menginginkan.
---
Aku juga suka sama kamu.
Pesan singkat itu masuk tanpa ia izinkan. Maria terus menatap layar handphone nya. Apa maksudnya?
Maria membuka pesan terkirim. Aku suka sama kamu. Terkirim untuk Deniz. Ini gila, kapan ia mengirim pesan seperti itu. Adiknya! Ini pasti ulah adiknya. Jantung berdebar membuat perutnya terasa mulas. Apa yang harus gadis itu lakukan?
Tidak dapat gadis itu pungkiri. Pesan itu membuat ion-ion dalam hatinya melompat-lompat menandakan bahwa kini ia sangat merasa senang. Baru saja ia akan menekan tombol reply walau ia tidak tahu harus membalas apa. Handphonenya berdering menandakan telepon masuk.
‘’Halo…’’ ucap laki-laki itu di seberang. Deniz. Hening. Maria bingung untuk membuka percakapan. ‘’Halo’’ ucap laki-laki itu lagi.
‘’Ya’’
‘’Kok belum dibales smsnya?’’ Tanya Deniz.
‘’Mm... ya, itu baru mau dibalas’’
‘’Emang mau balas apa?’’
Gadis itu mendengus ‘’engga tahu’’
Remaja laki-laki itu ikut mendengus. ‘’Hm… yaudah smsan aja ya, bye…’’ Deniz menutup telepon itu sebelum Maria mengatakan sesuatu.
Di tengah kesunyian malam yang semakin larut. Cinta mulai terajut. Laki-laki itu mulai mencari dimana perahu kertasnya tersangkut. Menyulap dirinya agar dapat duduk di atas perahu kertasnya. Lalu menuju satu dermaga yang laki-laki itu inginkan. Ya, kini ia tahu dimana ia ingin mendarat. Tidak ingin gadisnya hanya jatuh ke dalam perahu kertasnya. Tetapi laki-laki itu menginginkan gadisnya duduk bersamanya di atas perahu kertas. Menyentuh permukaan air laut yang dingin dan melihat pantulan bayangan mereka bersama.
Dalam satu waktu. Dua gadis berusaha merebutkan satu hati. Satu gadis mulai merasakan jatuh, dan menginginkan. Satu laki-laki ingin menggandeng gadisnya dan tanpa sadar menyakiti dua hati yang lain.
---
‘’Apa? Deniz? Kamu suka sama Deniz?’’ Zee meninggikan volume suaranya. Oh tidak, ini sangat parah. Gerak tubuh Ara berhenti, ucapannya menggagu. Hening. Zee meminta penjelasan. Sementara Ara mencari alasan untuk berbohong.
‘’Engga, kamu salah dengar’’ Ara mencoba menatap Zee. Mencoba memberi tatapan meyakinkan. Tetapi Zee hanya menemukan tatapan kebohongan.
‘’Kamu bohong, aku jelas-jelas dengar tadi’’
Ara mengarahkan bola matanya ke kanan dan ke kiri bergantian. Mencoba mencari alasan lagi untuk berbohong. Hening. Zee menyipitkan sebelah matanya.
‘’Kamu tidak perlu mencari alasan untuk mengelak, lebih baik keluar sekarang’’ Zee menunduk. Tidak sanggup menatap wajah sahabatnya. Ironis, selama ini Zee menceritakan semua perasaannya terhadap Deniz ke Ara. Tanpa diduga, tanpa direncanakan. Kalimat itu meluncur indah dari mulut Ara, mengungkapkan bahwa Ara juga mencintai Deniz.
Ini semacam perang dingin antara ketiga sahabat. Sewaktu-waktu perang ini dapat pecah menjadi perang berapi yang dipenuhi emosi tak terkendalikan dari ketiga remaja.
---
“…Ara suka sama Deniz” ucap Zee menguak satu kenyataan lagi yang menyesakkan dada. Zee mulai mengoceh tidak jelas, mengungkapkan rasa kekesalannya. Maria tidak lagi mendengar apa yang dikatakan Zee, semuanya buram di pendengarannya. Pandangannya pun tidak lagi fokus. Menerawang pesan indah memabukkan yang pernah mampir di pesan masuknya.
Telah sekitar sebulan Maria dekat dengan Deniz. Melalui pesan singkat dan pertemuan mereka di tempat bimbingan belajar. Tatapan Deniz yang lebih intens ketika menatapnya. Perilaku dan kalimat yang biasa Deniz kirimkan melalui pesan singkat menyimbolkan perasaan Deniz terhadap Maria yang lebih dari sekedar teman.
Maria senang bukan main. Hari demi hari tidak menunjukkan progresif antara hubungannya dengan Deniz. Hari demi hari juga yang meluruhkan rasa senangnya itu berubah menjadi rasa aneh yang menggantung.
Hingga seorang remaja laki-laki datang. Wira namanya. Ia teman sekelas Maria di sekolah. Ia yang menemani Maria ketika gadis itu duduk sendirian di kelas. Berbincang-bincang dengan gadis itu. Mengisi ruang kosong yang tidak ditempati Deniz sepenuhnya. Maria sadar, mungkin ini adalah waktu dirinya untuk menjauh dari Deniz dan membiarkan remaja laki-laki itu kembali berlayar mengarungi lautan luas mencari dermaga terakhir ataupun dermaga sementara untuk kesekian kalinya.
---
Stalking sosial media orang yang disukai adalah hal yang umum terjadi. Sama halnya seperti sekarang. Deniz membuka profile twitter Maria. Matanya membulat ketika melihat avatar twitter gadis itu, bersama seorang remaja laki-laki. Dan kini mulutnya menganga ketika melihat bio twitter gadis itu. Wira’s.
Deniz tidak tahu harus berbuat apa. Pikirannya kacau, hatinya pun kacau. Ia belum memarkirkan perahunya di dermaga dengan tepat. Hingga satu perahu menyingkirkannya dan berhenti di dermaga yang seharusnya Deniz telah miliki.
Kini Deniz hanya mengapung-apung di lautan tanpa berniat menjauh dari dermaga itu. Menyaksikan perahu kertasnya yang semakin rapuh terkena air laut. Tenggelam dan menghilang. Merasakan sakit yang selama ini belum pernah ia kenal. Sadar akan satu hal, kini sudah saatnya ia merasakan sakit, karena sebelumnya ia sudah terlalu banyak menyakiti hati para gadis.
Rasa takut yang dulu sangat ia takuti ketika masih kecil kini terjadi. Deniz tidak ingin memainkan perahu kertas di laut karena ia takut perahunya akan tenggelam. Walaupun telah berulangkali ibunya mengatakan perahu itu tidak akan tenggelam jika Deniz tidak membiarkannya pergi terlalu jauh. Namun Deniz tahu ia tidak ingin menahan sejauh mana perahunya berlayar dan juga tidak menginginkan mengganti dan terus mengganti perahu kertasnya. Karena Deniz kecil sulit membuat perahu kertas yang sempurna. Itulah mengapa Deniz tidak pernah memainkan perahu kertasnya di laut, hanya di hamparan pasir. Menggerakkan perahu kertas dengan tangannya. Mengarahkan perahunya ke arah mana saja yang ia inginkan.
---
Biarkan perasaan lepas jatuh tenggelam ke dalam laut. Aku ingin merasakan cinta yang seutuhnya. Jika aku sanggup untuk menerimanya, aku akan menerimanya. Tetapi jika tidak, aku lebih baik jatuh ke dalam pusaran laut yang tidak memberiku celah sedikitpun untuk terus memikirkanmu. Memikirkanmu yang kini terus menyayat hati.
-Maria Kalma-
Deniz tidak pernah menahan hati seorang gadis, ia akan membiarkan gadisnya pergi jauh berlayar. Karena Deniz tahu, bumi itu bulat. Sejauh apapun perahu berlayar ia akan kembali lagi pada satu titik permulaan berlayarnya. Tetapi dia lupa akan satu hal. Perahu itu bisa saja berhenti dan menetap di satu dermaga dan tidak akan kembali ke satu titik permulaan berlayarnya.
 Cinta serangkaian remaja yang terajut menjadi satu. Tidak sadar akan satu hal penting yang membuat mereka berada dalam satu helai cerita cinta yang sama. Memisah, namun tetap berada pada satu wadah.
Setiap nama memiliki arti yang terkandung di dalamnya. Deniz yang berarti tenang, merupakan bahasa Turki. Maria Kalma (marea calma) yang berarti laut yang tenang merupakan bahasa Rumania. Zee yang berarti laut, merupakan bahasa Belanda. Ratu Segara, Segara yang berarti laut dalam bahasa Jawa. Memiliki kesimpulan yang menghasilkan satu poin ‘’Laut Tenang’’.
Laut tenang tidak berarti tidak berbahaya. Laut yang sewaktu-waktu dapat membawa korban.  

~ The end ~

Rabu, 02 Oktober 2013

Cara menjalin pertemanan yang baik

Hey kawla mudaaaa sekarang gue mau berbagi tips nih. Cara menjalin hubungan pertemanan yang baik dan seruuu. Cekidotzz…
1.     Enjoy dan Rileks
2.     Anggap semuanya sama, tidak ada perbedaan
3.     Nyamankan diri dengan lingkungan, sebagaimanapun kondisi lingkungan.
4.     Anggap semua temen itu temen deket, tidak ada jarak
5.     Akrabkan diri dengan teman-teman
6.     Mengatakan apapun yang hati ingin katakan. Sekalipun tidak penting. Contohnya : celetukan. Tetapi jangan celetukan yang menyakiti hati teman.
7.     Berbuat, berkata, dan berperilaku yang memang wajar dilakukan
8.     Jangan ragu
9.     Jangan canggung. Jika kita saja canggung atau merasa tidak nyaman dengan diri sendiri dan lingkungan. Pasti teman juga merasakan hal yang sama. Jatuhnya, jadi tidak nyaman berada di samping kita.
10. Murah senyum
11. Tidak pelit
12.  Sering-sering kontak tubuh. Contohnya : jika siku kita bersinggungan dengan teman, jangan langsung menjauh. Bahkan kalau bisa dekat-dekat aja. Karena itu akan menciptakan rasa nyaman satu sama lain.
13. Tidak lupa mengucapkan “terima kasih”
14. Selalu menanggapi perkataan teman
15. Tidak memasang muka masam.
16. Tidak rese

Itu tadi ada beberapa nomor yang bisa digunakan dengan sesama jenis dan juga ada beberapa nomor yang bisa digunakan dengan lawan jenis. Kawla muda pasti tau lahh… kan smart.

Dan ini ada kesimpulan lagi tentang hubungan pertemanan antara cewek ke cowok
Mempunyai sahabat dekat lawan jenis itu lebih mengasyikkan daripada yang sejenis.  Betul? Yo’i. Terus gimana sih caranya punya temen deket lawan jenis? Mungkin ini lebih sering dipertanyakan sama kaum gadis yaa. Inget! Temen deket/sahabat bukan pacar! Caranya :

1.     Inget! Anggep semuanya sama!
2.     Enjoy dan rileks
3.     Jangan galak
4.     Sesekali berbagi contekkan
5.     Sering ikutan saat sedang becanda, kalo bisa bikin sebuah joke.
6.     Jangan terburu-buru, santai

Itu diaaaa…. Hubungan sosial itu sangat penting kawla muda! Jadi semoga postingan gue kali ini lebih bermanfaat yaaa… amiinnn… byee… sampai ketemu di lain postingan selanjutnyaaa…

Permasalahan antara anak – orang tua

Kedekatan antara anak dengan orang tua penting ada. Mengapa? Karena jika antara anak dan orang tua tidak ada kedekatan maka yang terjadi adalah. Anak dan orang tua yang semakin menjunjung tinggi keinginan, ideology nya masing-masing tanpa mempedulikan ‘lawannya’.
Dan juga, ketika antara anak-dan orang tua tidak ada kedekatan. Ketika dewasa nanti. Pasti antara anak yang telah menjabat sebagai (ibu/ayah) - orang tua menjabat sebagai (kakek/nenek) ada jarak transparan.
Apa itu jarak transparan? Jarak yang sulit untuk disentuh dan dipersempit. Contohnya :
Orang tua (kakek/nenek) ingin memperotes perilaku anaknya (ibu/ayah) yang menurutnya tidak benar. Yang terjadi adalah :
1.     Anak : berfikiran dan mengatakan bahwa apa yang dikerjainya itu benar. Merupakan sebuah tugas. Tidak buang-buang waktu. Berguna dan sangat penting.
2.     Orang tua : orang tua mengatakan bahwa apa yang dikerjainya itu tidak penting. Misalkan anaknya berada di depan laptop. Nyatanya anaknya sedang mengerjakan tugas. Orang tuanya berfikiran anaknya sedang bermain game, karena orang tua tidak tau ada fasilitas apa saja di laptop.

Itu nyatanya, sekarang mari kita jabarkan sebenarnya apa saja yang diinginkan anak dan orang tua tersebut :

1.    Anak : berkeinginan jika orang tuanya membutuhkannya lebih baik langsung saja meminta tolong kepada anaknya. Anak ingin orang tua nya tidak menduga-duga apa yang sedang dilaksanakan anaknya. Apalagi dengan mengatakan “PASTI main game” itu sangat dibenci kaum anak. Karena orang tua tidak tahu seberapa sulitnya mengerjakan tugas yang sebenarnya sedang dikerjakan anak itu.
     2.  Orang tua : berkeinginan seberapa sibukpun anaknya. Ia ingin, yang namanya anak SEHARUSNYA dapat MEMBANTUNYA, TANPA DISURUH.

Setelah kita tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ini dia kita tuliskan lagi apa kesalahan dari kubu anak dan kubu orang tua :

1.     Anak : saat terjadi adu mulut dan ketika orang tua mengatakan “apa sih tadi yang kamu kerjakan” apalagi dengan diiringi dugaan-dugaan yang tidak benar. Sudah dipastikan hati anak itu dongkol setengah mati. Lalu anak itu berusaha menjawab “tugas kok, penting. Blabla” dan anak itu terus berusaha menjawab perkataan orang tuanya, tanpa memikirkan apa maksud dari orang tuanya.

·        Sebenarnya kalimat orang tua “apasih yang kamu kerjakan” itu Cuma sebagai pengantar dari kalimat “masa sih ga ada waktu buat bantuin sebentar”
·        Terkadang juga anak kurang hormat terhadap orang tua nya. Mungkin dikarenakan sedang memasuki masa remaja yang emosinya tidak terkendali. Maka disinalah peran penting orang tua. Dan menurut saya, masa REMAJA juga dapat disebut GOLDEN AGE.

2.     Orang tua :

·           Orang tua juga sering kali berkata yang TIDAK TO THE POINT hingga kalimatnya menyebar kemana-mana. Dan sudah dipastikan kalimat itu yang membuat anak dongkol dan berusaha menjawab setiap perkataan orang tuanya, tidak lagi mengingat sikap tunduk kepada orang tua.
·           Orang tua juga terkadang TIDAK  mengenal baik KEPRIBADIAN ANAKNYA. Sehingga antara pikiran dan kemauan anak dengan orang tua tidak pernah menemukan titik temu.
·           Ada juga, orang tua yang masih mementingkan egonya, kurang dewasa.

Itu dia permasalahan yang telah gue jabarkan. Semoga aja sih… dengan postingan gue kali ini gaada lagi kesalah pahaman antara anak-orang tua. Karena, tau gak sih?
SALAH PAHAM itu BUANG WAKTU.

Jadi. Intinya, kedekatan antara anak – orang tua itu penting. Bahkan sebaiknya, tidak ada lagi seseorang yang lebih dekat dengan kita kecuali orang tua atau anak kita. Dengan adanya kedekatan yang baik. Maka anak dapat dengan mudah mengatakan keinginan dan kemauannya terhadap orang tuanya. Begitu juga sebaliknya.

Kedekatan mempersempit ruang jarak.
Ada PERHATIAN ada KEDEKATAN.
MUSNAHKAN rasa KECANGGUNGAN.
KEEP ENJOY!!!!

I LOVE YOU MOM AND DAD
I LOVE YOU TOO SON OR DAUGHTER