Selasa, 31 Desember 2013

Just For You

Ini ada serangkaian kata menyakitkan, bisa dibilang. Tau cinta brontosaurus? Taulah, film nya Raditya Dika. Kata-katanya ngena boss.
“tidak ada pasangan yang sempurna, hanya ada bagaimana cara kita melengkapi semua kekurangan dia’’
Dan banyak lagi serentetan kata yang ngena banget.
Film itu memang udah lumayan lama keluar di bioskop, tapi gue baru nonton itu tadi malem di salah satu channel tv. Film itu bikin hati gue yang tadinya udah kuat banget jadi mendadak luluh dan mendadak cengeng di akhir film.
Woofff… untung, air mata itu ga berani untuk keluar, walaupun terasa sesak karena tidak dikeluarkan. Tapi janji tetap janji boss, gue ga akan mengeluarkan air mata itu lagi. Dan akhirnya gue menumpahkan semuanya pada serangkaian kalimat di bawah ini.
Aku dulu yang mencintai kamu tanpa alasan, ga peduli segala kekuranganmu walau aku sangat menyadari apa saja kekurangan kamu. Tapi saat cinta ku yang tulus kamu khianati, ini seperti bola besar yang meluluhlantakkan semua ketulusan yang aku bangun, ini adalah saat kepercayaan yang aku titipkan kepadamu telah termakan habis dengan semua kenyataan yang baru aku ketahui. Kebohonganmu.
Ini menyakitkan, seandainya, ya seandainya, banyak sekali kata ‘seandainya’. Tapi aku tahu, kita tidak akan kembali, kita telah berakhir, layaknya sebuah film yang tamat, tidak ada skenario yang dapat diubah lagi.
Ingin sekali rasanya meneriakkan semuanya tepat di telingamu. Betapa sakitnya saat mengetahui itu semua. Betapa banyak air mata sia-sia yang jatuh. Betapa banyaknya kenangan kita yang terus terputar ulang di ingatanku.
Aku tahu, kamu tidak pernah mengenang semua tentang kita, hanya aku yang mengenangnya, aku tahu.
Ingin juga meneriakkan ini “seandainya kamu tidak mengkhianatiku, seandainya kamu tidak pernah membohongiku, seandainya itu semua tidak terjadi, aku yakin, kita bisa bahagia, kemarin hanya permulaan, tapi kamu sudah menghancurkan semuanya, kamu membuat kebahagian itu berubah menjadi rasa sakit, yang mungkin hanya aku yang merasakan. Aku tahu, mungkin aku tidak penting bagimu walau kamu terus mengatakan betapa pentingnya aku untuk kamu’’
Sesaat aku bisa melupakan semuanya dan menganggap semuanya baik-baik saja. Dan memutuskan untuk dapat terus berhubungan baik denganmu. Tetapi saat aku rasa kamu masih tetap berbohong, dan mengumbar kata manis sampah mu itu. Aku tersadar bahwa kamu masih tetap kamu yang dulu. Jahat.
Seseorang mengatakan “kalau tidak ingin dibohongi lagi, jangan mendekat” maka aku putuskan untuk memutus hubungan kita seutuhnya. Tidak ingin kembali termakan omonganmu.
Kamu tahu? Sangat sulit untuk kembali mempercayaimu.
Kamu dan aku tetap menjadi seorang manusia yang berdiri sendiri tanpa saling bersandar lagi. Kamu dengan segala urusanmu, dan aku dengan segala urusanku yang tidak lagi saling membagi.
Aku tidak tahu, kapan kamu akan berubah seutuhnya, menjadi seseorang yang jujur dan setia. Kepercayaan berharga mahal. Wajah yang tampan tidak ada apa-apanya dibanding kejujuran dan kesetiaan.
Bahkan untuk hanya menjadi temanmu aku perlu berfikir ulang.
Aku dan kamu hanya sampai disini.
Apa yang sebenarnya membuat aku perlu berfikir ulang walaupun hanya menjadi temanmu? Karena mulutmu yang terus berbohong.
Jika kamu pinokio, aku yakin panjang hidungmu telah melebihi tinggi badanmu sendiri, HAHA itu sangat lucu.
Tidak ada seorangpun yang dapat merubah sifatmu termasuk aku, hanya Tuhan yang dapat merubahnya. Entah kapan, entah didahului kejadian menyakitkan atau apa, kita tidak tahu. Hanya Tuhan yang tahu.